Banyak
yang bilang kalau jodoh pasti gak akan lari kemana, walaupun pernah menghilang
yakinlah ia akan balik lagi ke empunya. Pun banyak film-film yang menyajikan
cerita-cerita seperti ini pun. Agar apa? Tentu saja agar kita yakin bahwa ia
akan kembali ke kita. Kalau pun tidak kembali percayalah bahwa kita bukan rumah
untuk ia pulang. Mungkin ada rumah lain yang akan menjadi singgahan pulangnya.
Pun
sama seperti saya, saya pernah kehilangan kotak pensil sekitar satu tahunan
yang lalu. Dan dua hari yang lalu saya lagi ke ruang kaprodi di kampus saya dan
salah satu teman saya lagi beres-beres lemari. Dan mengeluarkan salah satu benda
yang membuat saya begitu terkejut, sontak saja saya langsung bilang kalau benda
tersebut, kotak pensil tersebut milik saya. Meskipun udah sekitar satu tahunan,
tetep saja itu masih kepunyaan saya. Berarti jodoh kan?
Dan
saya benar-benar terkejut, semua isinya masih utuh. Dan itu memang tempat
pensil favorit saya, warna jingga.
Sebenarnya
tempat pensil tersebut bukanlah menghilang, melainkan ketika saya lupa
mengambil kotak pensil saya yang saya letakkan di bawah kursi ketika
perkuliahan selesai. Malemnya baru saya ingat, kalo saya meninggalakan kotak
pensil tersebut. Besoknya saya balik lagi ke kelas perkuliahan kemarin. Dan
hasilnya zonk alias udah gak ada lagi
bangkainya hehe.
Dengan
kebaikan Tuhan, Dia mempertemukan kami di waktu yang tak terduga tepatnya
beberapa hari yang lalu. Dia mengembalikan yang memang milik saya dengan
keadaan seperti semula, utuh! Meskipun saya sudah punya pengganti yang baru,
namun tetap saja yang dihati masih yang Jingga.
Ketika
saya ingat kejadian ini, terkadang Tuhan menegur saya dengan cara yang amat
baik. Saya yang membuatnya pergi, bukan kemaunnya untuk pergi sendiri. Tuhan
ingin kami saling memperbaiki diri agar lebih baik lagi. Tuhan telah menetapkan
waktu kapan kami harus bersama dan kembali dengan utuh, dan dengan tak
kesengajaan ataupun dalam waktu yang tak terduga Ia mempertemukan kami. Dan
disaat itulah, saya dihadapi oleh dua pilihan. Menerima yang lama yang telah
kembali yang siap saya rengkuh meskipun tetap utuh seperti diakala atau tetep
keukeuh bersama yang saat ini disamping saya. Ya kembali saya dihadapi oleh
pilihan ini, tentu saja tak lain dan tak bukan saya lah yang menentukannya.
Yang mana yang harus saya pilih, Tuhan begitu sayang dengan umatnya Dia
menyediakan banyak pilihan untuk kita namun di setiap pilihan tersebut ada
hal-hal rahasia yang akan menjadikan apakan kehidupan kita akan lebih baik atau
sebaliknya? Akan ada banyak kejutan disetiapnya.
Saya
hanya merasa asing dengan yang lama meskipun saya pernah merasa memilikinya,
dengan yang baru tampaknya biasa-biasa aja, nothing’s
special. Semenjak yang lama pernah saya tinggalkan pergi dan menghilang
entah kemana, yang baru dengan senang hati selalu ada dikala saya butuh.
Namun
yang lama, meskipun ia menghilang. Ia hanya diam di tempat, tak ada perubahan
sama sekali hanya saja usia yang menggerus kerutan di wajahnya yang tampaknya
terlihat lebih tua dari tahun sebelumnya. Tuhan melindunginya agar tak ada lagi
yang menodai hatinya untuk banyak hal ketidakpastian. Agar ia merasa pantas
untuk bersanding yang sama dengan kapasitas yang dimilikinya.
Entahlah,
inikah takdir? Atau inikah balasan untuk setiap perbuatan?
Mungkin
saya tetap bertahan untuk yang baru, kenapa? Terlalu banyak rasa bersalah untuk
yang lama, jangan sampai saya menghadirkan kesalahan yang baru untuk yang lama.
Ia terlalu baik, ingin kembali dengan keadaan yang masih utuh. Sedangkan untuk
yang baru, sampai sekarang pun ia masih bertahan meskipun sering kali tak ada
perhatian dari saya. Ia selalu ada. Pun ia sangat baik, saya hanya tak ingin
melakukan kesalahan yang sama untuk yang baru. Saya hanya tak sadar, tak
membuka mata lebar-lebar betapa special
nya si “baru” ini. Jangan sampai saya membuat yang baru ini pergi begitu saja.