Sabtu, 28 Maret 2015

Ah, Malam Minggu :)

Sabtu, 28 Maret 2015
Hampir setiap malam Minggu kalau lagi telponan sama keluarga di rumah, mamak, ayah, ayuk, maupun adek-adek yang ditanya "nanti malem kemana?, atau ada yang mau maen ke kosan mu nak?, kalau keluar malam balik nya jangan larut malam ya?" , tentu saja pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar-wajar saja ketika ditanya oleh orang tua.

Namun, seolah jawaban yang aku ucapkan terdengar geli di telinga orang tua dengan cewek remaja seusia diriku. Kalau malam Minggu, anakmu lebih sering menghabiskan waktu di kosan ma, keluar saja kalau mau belanja makanan atau ada yang emang ingin dibeli, terkadang nongkrong sama teman-teman. 

Aku tau sih maksud pertanyaan-pertanyaan serupa yang sering dilontarkan orang tua, special someone !

Entah kenapa, hati ini terlalu banyak takutnya untuk hal-hal tentang "perasaan". Takut terjebak di lubang yang sama, takut terjerembab ke beberapa perangkap. Memang, terlalau banyak takutnya.

Memang sih, orang tua selalu khawatir tentang anak gadisnya ketika anak gadis nya tak juga menceritakan siapa "dia" yang sekarang di relung hati ini. Eaaakkk

Bukannya tak mau cerita atau apa, memang aku anak sulung jadi kalau untuk memulai cerita-cerita tentang "perasaan" selalu malu. Malu aja, belum siap sama sekali kalau cerita akan hal itu. Aku belum siap mendengar ucapan yang terucap oleh ayah " Gadis kecil ku kini mulai dewasa, akan ada yang lain yang akan menggantikan posisi diriku di hatinya. Tentu saja suaminya".


Ahh, rasanya hati ini belum seutuhnya menerima hal tersebut. Kini aku secara perlahan tumbuh dewasa, hal-hal lumrah yang akan terjadi sebenarnya amat tak mengkhawatirkan. Hanya saja kesiapan yang amat belum matang. Akan banyak pertanggung jawaban yang mulai membebani pundak. Baik itu rasa maupun lainnya.

Suatu ketika mamak bilang " banyak lho ketika udah sarjana, udah nyaman dengan pekerjaannya namun sekarang masi sendiri nak?Nanti banyak yang takut, gengsi kalau pendidikan kalian lebih tinggi."

Anak gadis mu ngerti mak tentang kekhawatiran kalian, anak gadis mu gak pernah cerita bukan berarti gak pernah berpikiran tentang "rasa" mak. Anak gadis mu normal lho ma, yah, hanya saja belum mau cerita.

Memang sih kalau di kampung aku, misalnya cewek yang pendidikan tinggi, bebarapa cowok minder untuk ngedeketinnya. Mind set yang kayak gitu sih yang harusnya dirubah, pendidikan bukanlah tolak ukur atas segalanya. Dan banyak hal lainnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Intan Saputri © 2014