Lama, entah berapa waktu telah singgah diantara kekosongan milik kita. KITA , kata yang pernah berada di dua masa menjadi milik kita. Sekarang, sepertinya KITA itu bagaikan huruf-huruf yang memiliki kompleksitas yang tinggi untuk tersusun kembali menjadi KITA sebenarnya, ya memang rumit untuk menyusun kata itu sekarang, banyak yang harus dikorbankan, bahkan rasa pun harus dikorbankan agar rasa itu tak pernah kembali. Aku tak pernah menciptakan ruang untuk menampakkan rasa itu, iya memang gak pernah. Karena aku tahu, terlalu banyak resiko yang akan dibebankan / diterima. Aku takut jika harus menerima resiko yang sama seperti diakala , aku ingin hidup normal, aku mulai jengah dengan segala perasaan tentang kamu. Namun, mimpi lah yang mulai membangun rasa-rasa itu, jujur ya, tak pernah ada hasrat untuk bermimpi tentang kamu, untuk menciptakan KITA yang dulu. Aku juga heran, kenapa mimpi yang mau membangunkan rasa itu kembali.
Bahkan sepertinya, dirimu lah yang mulai mendekat kembali, terkadang aku senang karena akan ada lagi KITA yang seperti dulu, tapi terkadang aku juga takut, itu hanyalah sebuah harapan yang tak akan pernah lagi menjadi kenyatan, sungguh berat ketika aku harus terbangun dari mimpi membiarkan rindu-rindu ku terbangun untuk membentuk KITA yang dulu, namun aku sadar itu rumit, aku harus membentengi diri lagi agar rindu itu cepat padam dan tak meluap kemana-mana. Namun terkadang juga, aku senang aku bermimpi tentang KITA, KITA yang hidup hanya dalam mimpi ku, iya hanya dalam bunga tidur ku, aku nggak pernah tahu dan aku nggak akan pernah mau tahu apakah kamu yang pernah menjadi kepingan di dalam ini ( red.heart ) merasakan hal yang sama.