This picture taken from this
Tadi setelah mantengin TL Chara
Perdara #tentangmenulis , baru deh inget kembali dengan blog satu ini. Sebenarnya
banget banget yang ingin ditulis, tentang segala la yang pernah saya alamin
mapun berdasar pengalaman teman-teman saya yang lain. Kali ini saya ingin
memposting tentang “Kenapa sih Saya Senang Tentang Gunung “.
Ok, saya mulai senang tentang
gunung kira-kira bermula dari sebuah novel
karangan Esti Kinasih yaitu Cewek & Still. Sebenarnya novel ini udah
cukup lama, dan saya mulai membacanya sekitar awal tahun 2015. Itu pun saya
donlod ( Jangan diikuti ya, gak baik donlod novel. Mending beli di toko buku
aja ).
Nah setelah saya baca-baca itu
novel, ternyata tentang percintaan cewek-cewek dan cowok-cowok yang notabene
nya anak pecinta alam dari suatu universitas. Cerita yang menarik menurut saya,
dan sampai-sampai saya excited banget
dengan cerita nya serta pemeran-pemeran
di novel tersebut hehe.
Dari situ saya mulai tertarik
dengan mendaki-mendaki gunung. Karena mulai tertarik, mulailah saya search grup-grup di fb komunitas pecinta
alam atau yang suka mendaki lah, eh akhirnya ketemu juga dengan grup-grup
Pendaki Gunung di Indonesia, dan menurut saya, grup yang paling aktif yaitu ‘Komunitas Pendaki Indonesia”. Ketika mulai
gabung digrup tersebut, ya lagi dan lagi saya hanya penikmat cerita rindu,
cerita mereka ( para anggota grup ) ketika mereka mendaki gunung-gunung yang
ternyata banyak banget gunung-gunung di Indonesi, secara tidak langsung
menambah pengentahuan saya tentang gunung-gunung di Indonesia. Grup di fb ini
ramai sekali, dengan ribuan anggota dari Sabang-Merauke yang dengan siapnya berbagi
cerita ketika mereka mendaki gunung-gunung yang ada di Indonesia, menyuguhi
berbagai rekaman pendakian mereka. Ah envy
beud.
This picture taken from this
Kalau lagi OL di fb, pokonya
temlen di grup ini ramai banget, baru beberapa jam postingan-postingan hari
kemaren udah tenggelam entah kemana arah, karena tiap harinya banyak banget
postingan yang masuk baik itu tentang cerita pengelaman mereka, buka lapak jual
beli, serta lapak cari jodoh.
Ini nih yang unik, jadi ketika
saya lagi buka grup ini eh ada postingan salah satu anggota grup, nanyain
tentang cewek yang difoto yang dia posting. Singkat cerita ternyata cowok
tersebut pernah ketemu cewek tersebut di puncak gunung Cikurai, eh ternyata
cuman tau alamat nya aja tanpa basa-basi kenalan yang lain. Selang beberapa hari
(mungkin) cowok itu penasaran kali ya sama cewek itu ( kali aja beruntung,
cewek tersebut masih jomblo bin single ), mungkin sampe terbawa mimpi atau
apalah , eh akhirnya dengan segala ketakmaluannya dia posting di berbagai grup pendaki-pendaki
tentang cewek tersebut, eh akhirnya tau juga tentang cewek tersebut via instagram. Dan ternyata, mungkin cowok
tersebut kurang beruntung atau apalah, cewek tersebut kurang ngerespon gimana
gitu. Mulai dari ceritatersebut, saya mulai sering kepoin cowok tersebut di instagram, keren beud galerinya. Foto-fotonya
bikin ngiler.
Dari situ saya amat tertarik
banget untuk gabung ke grup-grup pecinta alam, pengen banget mendaki gunung. Kadang
envy banget liat foto teman-teman
yang lagi di Jawa mendaki gunung ini gunung itulah. Kalau didaerah rantauan
saya, ada tuh gunung Dempo, tinggi banget la sekitar 3000-an mdpl. Saya baru
mau jadi pemula, masak iya langsung disuguhin dengan gunung yang lumayan
tinggi di daerah Sumatera. (iya aja sih, teman saya pernah pertama kali naik gunung, langsung naik gunung Dempo duhh )
Ketika saya envy liat teman yang laen pada naek gunung, saya selalu inget. Kayaknya
bakalan sulit minta izin ke orang tua untuk ngedaki gunung. Belum pernah coba
sih, tapi kayaknya bakalan gak diizinin deh. Terlebih fisik saya yang lemah,
yang bentar-bentar ngadu ke orang tua kalau lagi gak enak badan. Pusing kepala
dikit aja udah nangis, mungkin hal tersebut juga sih yang menjadi pertimbangan
orang tua. Jangan kan naik gunung, pergi sendirian aja jarang banget diizinin
meskipun jarak tempuhnya gak jauh. Nah, apalagi kalo minta izin naik gunung. Iya
sih, saya sadar, hal tersebut juga demi kebaikan saya pastinya J.
Tapi berharap banget pengen
mendaki gunung, sering baca cerita-cerita digrup juga ternyata modal untuk naik
gunung pun gak sedikit, perlengkapan yang dibutuhkan, kayak sepatu gunung,
carier, dll. Pun harganya tak semiring gunung yang didaki :D. Alhamdulillah juga,
dengan seringnya saya baca cerita-cerita tentang mendaki gunung, pun saya
merasa seperti apa perasaan ketika sampai dipuncak gunung, meskipun perasaan
sebenarnya belum bisa dirasakan. Dengan mendaki gunung, terkadang baru kita
sadar bagaimana nikmat Tuhan yang diberikan ke kita, sejauh mana langkah yang
sudah kita tempuh, seindah mana Indonesia kita dan yang lainnya. Memang mendaki
gunung merupakan salah satu kegiatan yang cukup menantang dan beresiko tinggi. Yang
penting, bagi siapapun yang sering mendaki banyak gunung dimana pun untuk tetap
menjaga kebersihan gunung.
Pun saya pernah baca postingan
bahwa terkadang banyak juga yang buang sampah digunung, sampah-sampah pun mulai
menggunung. Pernah juga suatu ketika gunung tersebut ramai banget, kayak
ngalahin kunjungan orang-orang ke mall. Mungkin, memang lagi trendnya wisata
alam kali ya hehe J. Terkadang ada yang mulai suka naik gunung setelah menonton film-film tentang mendaki gunung , 23 milimeter (nama disamarkan ) misalnya . Setelah menonton film tersebut, penasaran dengan yang difilmkan, bagaimana sensasinya ketika naik gunung. Nah, terkadang ada juga dampak negatif dari hal tersebut, misalnya pada orang yang mulanya memang bukan pecinta alam. Ketika dia naik gunung, dia hanya ingin mendaki saja tanpa menjaga kebersihan gunung tersebut yang menyebabkan banyaknya sampah pada gunung tersebut, walapun tak semuanya sih.
Dan banyak banget teman-teman saya yang candu "mendaki gunung". Ketika pertama kali naik gunung dan tiba dipuncak digunung tersebut, disuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya ciptaan Allah, Indahnya Indonesia kita, Surganya Indonesia, bikin kita pengen naik gunung terus, belum lagi lihat sunset maupun sunrise yang indah bangeeettt.
This picture taken from this
Ah, rasanya se-envy-envy nya lihat foto-foto teman, terlebih baca cerita-ceritanya :).
Dari mendaki gunung pun, kadang ada yang menelan korban. Misalnya ketika terpisah dengan rombongan, dan tak tahu jalan pulang akhirnya tersesat, sampai yang jatuh ke kawah gunung tersebut. Wallahu'alam, semuanya sudah tertakdirkan yang menjadi rahasia Illahi.