Jumat, 28 Desember 2012

Sebuah Tas

Jumat, 28 Desember 2012

Aku ingin berbagi pengalaman yang pernah aku alami ketika aku masih SMA kelas XII, pengalaman yang benar-benar memberikan sebuah pelajaran terhadap diriku, bahwa banyak sekali orang-orang yang berada di bawah kita baik dari status sosial, maupun hal lainnya. Aku orangnya bisa dibilang kurang puas terhadap sesuatu yang telah aku miliki.

Jadi waktu itu aku menginginkan sebuah tas baru, padahal tas lama ku masih bagus, baru di beli. Tas itu ya bisa dibilang jarang sekali aku  pakai, karena ukurannya memang tidak terlalu besar,biasanya tas itu aku pakai seminggu sekali, hari Jum’at saja. Jadi kalo aku ke sekolah biasanya aku pakai tas yang biasa aku pakai sejak kelas XI, tas seperti ransel bewarna hitam, yang kapasitasnya cukup besar untuk buku-buku yang super banyak dibawa ke sekolah. Tentu saja aku membutuhkan sebuah tas yang bisa membawa buku-buku yang berat juga banyak. Karena sudah hampir dua tahun aku pakai tas ranselnya, seiringnya waktu tas itu pun sudah mulai rusak, dan bisa dibilang “harus diganti” ( menurut aku ). Ditambah lagi di bagian bawah tasnya pun sudah mulai bolong, dan sudah aku jahit berapa kali, akibat buku-buku berat yang sering aku bawa ke sekolah.
Bulatlah tekatku minta dibelikan tas baru ke ibu, dengan alasan tas yang sering aku pakai rusak. Padahal tas aku yang satunya, kondisinya masih bagus. Mulai deh rencana aku minggu itu untuk pulang ke rumah. Selama aku SMA aku memang tidak tinggal dirumah, aku tinggal di asrama bersama temen-temen lainnya. Dan biasanya kami ke sekolah naik sepeda setiap hari dan itu ( WAJIB ) sangat. Biasanya jadwal kami pulang ke rumah itu dua minggu sekali.

Jum’at pagi dengan biasa aku pakai tas yang kondisinya masih bagus, berhubung buku yang aku bawa tidak banyak, dan tentunya naik sepeda donk? Tiba di jalan, dekat sebuah SD, aku melihat seorang anak SD cowok yang sedang jalan kaki ke sekolah. Waktu itu aku langsung terlintas melihat ke arah anak itu. Dugg,,, air mata ku netes, gimana nggak coba? Aku melihat anak itu ke sekolah membawa sebuah tas yang bisa dibilang tak layak dipakai. Tas yang di pakainya benar-benar robek di atas nya, dan tentu saja kalo hujan pasti buku-bukunya basah. Dan anak itu masih kecil kira-kira masih kelas II SD, dan ia nggak malu sama sekali sama temannya karena tas nya yang robek. Sedangkan aku, hanya karena tas bolongnya sedikit ingin dibelikan tas baru. Sungguh malunya diriku terhadap anak itu. Ingi sekali aku bertemu dengan anak itu dan berterima kasih.

Aku benar-benar berterima kasih kepada Allah, telah memberi petunjuk melewati anak itu,  aku melihat anak itu, walaupun tak bertemu. Itu merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga pada diriku. Dan saat itu juga aku memutuskan untuk tidak dibelikan tas baru. Seharusnya aku bersyukur dengan apa yang telah aku punya. Memang benar, bahwa Allah itu selalu mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan kita, bukan keinginan kita.

Ingatlah bahwa banyak sekali orang-orang berada dibawah kita, juga diatas kita. Tapi ingatlah bahwa bersyukur itu yang penting, dan tidak lupa untuk berbagi dengan orang lain.

Thanks adek udah diizinkan Allah melihat dirimu, walaupun hanya tampak belakang saja, namun pengaruhnya begitu besar terhadap diriku.

3 komentar:

  1. hmm, pelajaran berharga bisa datang darimana saja. dari orang2 yang nggak kita kenal sekalipun :)

    BalasHapus
  2. eh, followback dblog dong :)
    hehehe

    BalasHapus
  3. @i Jeverson : done ya . Thanks udah berkunjung

    BalasHapus

Intan Saputri © 2014