Rabu, 09 Agustus 2017

(Bukan) Solo Trip

Rabu, 09 Agustus 2017
Hello semuanya, udah lama banget nih gak nulis. Ini aku pengen share pengalaman aku pertama kali ke Bandung (sendirian). Sekitar bulan Mei kemaren saya mengikuti tes masuk pascasarjana UPI Bandung. Awalnya sempet bingung sih, gimana untuk ke tempat tes nya. Mana belum pernah lagi ke Bandung sendirian. Meskipun ini kali kedua ke Bandungnya.

Kali pertama saya ke Bandung waktu itu dalam rangka PKL. Biasanya kan kalo PKL ke luar kota kita menggunakan jaga agen travel. Berhubung buta jalan untuk ke Bandung. Jadilah ngehubungi kesana kemari, alhamdulillah adek kelas saya waktu sma dulu bersedia "nampungi" saya beberapa hari selama di Bandung. Untuk penginapa gak ada masalah.

Tiba hari H berangkat ke Bandung, jadi hari-hari sebelumnya saya search di internet travel-travel dari bandara ke Bandung. Terus minta saran sama sepupu, alhasil saya ke Bandung nya via X-Trans. Untuk harga memang X-Trans ini yang paling mahal sekitar 150k. Kalau travel lain, harga nya dibawah 150k. Cuman kalau naik X-Trans, ketika di Bandung berhentinya di Hotel Trans daerah Cihampelas. Jadi lokasinya strategis, biar yang jemput saya juga gak jauh untuk ngejemputnya

Sekarang ini karena lagi musimnya ojek online, jadi kalau kemana-mana daerah kota besar lebih memudahkan kita bepergian kemana-mana dan ongkosnya nya juga gak mahal. Selama di Bandung pun, saya gak banyak jalan-jalan. Adek kelas saya juga lagi sibuk skripsi . Palingan waktu itu cuman ke Pasar Baru, belanja baju lebaran. 

Ketika urusan di Bandung udah selesai, jadi saya mau balik ke Bangka lagi. H-2 sebelum puasa saya baru balik ke Bangka, jadi lagi libur bersama kan ya. Saya mikirnya, kalau pas libur bersama nya baru balik ke Jakarta saya takut bakal macet. Jadilah saya memutuskan untuk mampir ke Depok semalam. Biar waktu ke Bandara nya juga gak tergesa-gesa.

Dari Bandung ke Depok, saya search travel yang ada rute Bandung-Depok. Salah satunya yaitu Pasteur Trans. Dari daerah Gerlong (Kosan adek kelas) ke tempat travelnya saya menggunakan jasa Grab Car sekitar 10k. Jadi ada 3 titik keberangkatan kalau mau ke Depok via Pasteur Trans.

Waktu itu saya naiknya dari Jl. Djunjunan, banyak juga yang jual oleh-oleh khas Bandung di sekitaran daerah tersebut. Ongkos ke Depok nya sekitar 80k. Ketika di Depok titik berhentinya di SPBU Margoonda. Berhubung saya sudah pernah tinggal di Depok, jadi masih inget-inget dikit lah daerah Depok sekitaran Margonda. Tiba di Depok saya langsung ke order Grab Bike ke Detos, biar temen saya lebih mudah jemputnya. Untuk saat ini juga kalu kita mau bepergian kemana-mana dengan bus atau shuttle bus bisa pesan tiket online di tiketux atau bisa juga belinya OTS. 

Jadi, sekarang kalau mau kemana-mana daerah kota besar jangan takut gak tau jalan, sekarang ojek online udah banyak. Modal paket data aja. X Trans emang lebih mahal ongkosnya, tapi emang lebih nyaman, lebih luas, jadi duduknya nya lebih leluasa. Sedangkan Pasteur Trans tempat duduknya agak sempit.

Berhubung saya naik pesawat Sriwijaya, jadi area kedatangannya di terminal 2F. Setelah keluar dari terminal 2F, belok kiri jika mau ke area shuttel bus ( tempat travel). Jadi disitu ada banyak pilihan travel baik via bus ataupun shuttle bus. 

Semoga bermanfaat ya:)

Minggu, 06 Desember 2015

Aku Padamu

Minggu, 06 Desember 2015
Banyak yang bilang kalau jodoh pasti gak akan lari kemana, walaupun pernah menghilang yakinlah ia akan balik lagi ke empunya. Pun banyak film-film yang menyajikan cerita-cerita seperti ini pun. Agar apa? Tentu saja agar kita yakin bahwa ia akan kembali ke kita. Kalau pun tidak kembali percayalah bahwa kita bukan rumah untuk ia pulang. Mungkin ada rumah lain yang akan menjadi singgahan pulangnya.

Pun sama seperti saya, saya pernah kehilangan kotak pensil sekitar satu tahunan yang lalu. Dan dua hari yang lalu saya lagi ke ruang kaprodi di kampus saya dan salah satu teman saya lagi beres-beres lemari. Dan mengeluarkan salah satu benda yang membuat saya begitu terkejut, sontak saja saya langsung bilang kalau benda tersebut, kotak pensil tersebut milik saya. Meskipun udah sekitar satu tahunan, tetep saja itu masih kepunyaan saya. Berarti jodoh kan?

Dan saya benar-benar terkejut, semua isinya masih utuh. Dan itu memang tempat pensil favorit saya, warna jingga.

Sebenarnya tempat pensil tersebut bukanlah menghilang, melainkan ketika saya lupa mengambil kotak pensil saya yang saya letakkan di bawah kursi ketika perkuliahan selesai. Malemnya baru saya ingat, kalo saya meninggalakan kotak pensil tersebut. Besoknya saya balik lagi ke kelas perkuliahan kemarin. Dan hasilnya zonk alias udah gak ada lagi bangkainya hehe.

Dengan kebaikan Tuhan, Dia mempertemukan kami di waktu yang tak terduga tepatnya beberapa hari yang lalu. Dia mengembalikan yang memang milik saya dengan keadaan seperti semula, utuh! Meskipun saya sudah punya pengganti yang baru, namun tetap saja yang dihati masih yang Jingga.

Ketika saya ingat kejadian ini, terkadang Tuhan menegur saya dengan cara yang amat baik. Saya yang membuatnya pergi, bukan kemaunnya untuk pergi sendiri. Tuhan ingin kami saling memperbaiki diri agar lebih baik lagi. Tuhan telah menetapkan waktu kapan kami harus bersama dan kembali dengan utuh, dan dengan tak kesengajaan ataupun dalam waktu yang tak terduga Ia mempertemukan kami. Dan disaat itulah, saya dihadapi oleh dua pilihan. Menerima yang lama yang telah kembali yang siap saya rengkuh meskipun tetap utuh seperti diakala atau tetep keukeuh bersama yang saat ini disamping saya. Ya kembali saya dihadapi oleh pilihan ini, tentu saja tak lain dan tak bukan saya lah yang menentukannya. Yang mana yang harus saya pilih, Tuhan begitu sayang dengan umatnya Dia menyediakan banyak pilihan untuk kita namun di setiap pilihan tersebut ada hal-hal rahasia yang akan menjadikan apakan kehidupan kita akan lebih baik atau sebaliknya? Akan ada banyak kejutan disetiapnya.

Saya hanya merasa asing dengan yang lama meskipun saya pernah merasa memilikinya, dengan yang baru tampaknya biasa-biasa aja, nothing’s special. Semenjak yang lama pernah saya tinggalkan pergi dan menghilang entah kemana, yang baru dengan senang hati selalu ada dikala saya butuh.

Namun yang lama, meskipun ia menghilang. Ia hanya diam di tempat, tak ada perubahan sama sekali hanya saja usia yang menggerus kerutan di wajahnya yang tampaknya terlihat lebih tua dari tahun sebelumnya. Tuhan melindunginya agar tak ada lagi yang menodai hatinya untuk banyak hal ketidakpastian. Agar ia merasa pantas untuk bersanding yang sama dengan kapasitas yang dimilikinya.

Entahlah, inikah takdir? Atau inikah balasan untuk setiap perbuatan?


Mungkin saya tetap bertahan untuk yang baru, kenapa? Terlalu banyak rasa bersalah untuk yang lama, jangan sampai saya menghadirkan kesalahan yang baru untuk yang lama. Ia terlalu baik, ingin kembali dengan keadaan yang masih utuh. Sedangkan untuk yang baru, sampai sekarang pun ia masih bertahan meskipun sering kali tak ada perhatian dari saya. Ia selalu ada. Pun ia sangat baik, saya hanya tak ingin melakukan kesalahan yang sama untuk yang baru. Saya hanya tak sadar, tak membuka mata lebar-lebar betapa special nya si “baru” ini. Jangan sampai saya membuat yang baru ini pergi begitu saja.


Kamis, 29 Oktober 2015

Dear You [Project I]

Kamis, 29 Oktober 2015
Mata yang melihat, hati yang merasakan masih saja membuat jarak tetap tak sedekat dulu. Boleh aku tau apa alasannya? Sayangnya untuk bertanya tentang alasan, kamu selalu saja tak tak tahu apa-apa. Saya yang selalu beralasan untuk selalu membuat banyak alasan-alasan yang lain. Saya selalu mengemukakan tentang banyak hal membuat kita tak leluasa bergerak seperti dulu.
Sejak tadi pagi ketika kita bertemu di persimpangan jalan, kita menyadari keberadaan masing-masing, masih saja tak ada suara yang berhasil keluar maupun terucap meski hanya untuk menyapa selamat pagi, semangat ya, atau pun, udah mau berangkat. Semua membisu terkecuali lalu lalang transportasi-transportasi yang lewat, tentu saja itu tak ada pengaruh untuk kita. Tatapan mata sekilas untuk mengindari tatapan langsung, hati selalu mengejar untuk mengejar hatinya, sayangnya ego selalu saja rumit untuk dikendalikan.

Saya rindu sapaan pagi mu, saya rindu melihat semangat pagimu tentang mimpi-mimpimu. Sayangnya , ego saya pagi ini mengalahkan segala rindu yang memuncak, beberapa pekan tak ada kabar, beberapa pekan menahan rindu yang kian menyesaki dada. Ego tetaplah pemenangnya.

Senin, 13 Juli 2015

Mendaki Gunung dalam Cuap-cuap Mimpi

Senin, 13 Juli 2015
This picture taken from this

Tadi setelah mantengin TL Chara Perdara #tentangmenulis , baru deh inget kembali dengan blog satu ini. Sebenarnya banget banget yang ingin ditulis, tentang segala la yang pernah saya alamin mapun berdasar pengalaman teman-teman saya yang lain. Kali ini saya ingin memposting tentang “Kenapa sih Saya Senang Tentang Gunung “.

Ok, saya mulai senang tentang gunung kira-kira bermula dari sebuah novel  karangan Esti Kinasih yaitu Cewek & Still. Sebenarnya novel ini udah cukup lama, dan saya mulai membacanya sekitar awal tahun 2015. Itu pun saya donlod ( Jangan diikuti ya, gak baik donlod novel. Mending beli di toko buku aja ).

Nah setelah saya baca-baca itu novel, ternyata tentang percintaan cewek-cewek dan cowok-cowok yang notabene nya anak pecinta alam dari suatu universitas. Cerita yang menarik menurut saya, dan sampai-sampai saya excited banget dengan cerita nya serta  pemeran-pemeran di novel tersebut hehe.
Dari situ saya mulai tertarik dengan mendaki-mendaki gunung. Karena mulai tertarik, mulailah saya search grup-grup di fb komunitas pecinta alam atau yang suka mendaki lah, eh akhirnya ketemu juga dengan grup-grup Pendaki Gunung di Indonesia, dan menurut saya, grup yang paling aktif yaitu  ‘Komunitas Pendaki Indonesia”. Ketika mulai gabung digrup tersebut, ya lagi dan lagi saya hanya penikmat cerita rindu, cerita mereka ( para anggota grup ) ketika mereka mendaki gunung-gunung yang ternyata banyak banget gunung-gunung di Indonesi, secara tidak langsung menambah pengentahuan saya tentang gunung-gunung di Indonesia. Grup di fb ini ramai sekali, dengan ribuan anggota dari Sabang-Merauke yang dengan siapnya berbagi cerita ketika mereka mendaki gunung-gunung yang ada di Indonesia, menyuguhi berbagai rekaman pendakian mereka. Ah envy beud.

This picture taken from this

Kalau lagi OL di fb, pokonya temlen di grup ini ramai banget, baru beberapa jam postingan-postingan hari kemaren udah tenggelam entah kemana arah, karena tiap harinya banyak banget postingan yang masuk baik itu tentang cerita pengelaman mereka, buka lapak jual beli, serta lapak cari jodoh.

Ini nih yang unik, jadi ketika saya lagi buka grup ini eh ada postingan salah satu anggota grup, nanyain tentang cewek yang difoto yang dia posting. Singkat cerita ternyata cowok tersebut pernah ketemu cewek tersebut di puncak gunung Cikurai, eh ternyata cuman tau alamat nya aja tanpa basa-basi kenalan yang lain. Selang beberapa hari (mungkin) cowok itu penasaran kali ya sama cewek itu ( kali aja beruntung, cewek tersebut masih jomblo bin single ), mungkin sampe terbawa mimpi atau apalah , eh akhirnya dengan segala ketakmaluannya  dia posting di berbagai grup pendaki-pendaki tentang cewek tersebut, eh akhirnya tau juga tentang cewek tersebut via instagram. Dan ternyata, mungkin cowok tersebut kurang beruntung atau apalah, cewek tersebut kurang ngerespon gimana gitu. Mulai dari ceritatersebut, saya mulai sering kepoin cowok tersebut di instagram, keren beud galerinya. Foto-fotonya bikin ngiler.

Dari situ saya amat tertarik banget untuk gabung ke grup-grup pecinta alam, pengen banget mendaki gunung. Kadang envy banget liat foto teman-teman yang lagi di Jawa mendaki gunung ini gunung itulah. Kalau didaerah rantauan saya, ada tuh gunung Dempo, tinggi banget la sekitar 3000-an mdpl. Saya baru mau jadi pemula, masak iya langsung disuguhin dengan gunung yang lumayan tinggi di daerah Sumatera. (iya aja sih, teman saya pernah pertama kali naik gunung, langsung naik gunung Dempo duhh )

Ketika saya envy liat teman yang laen pada naek gunung, saya selalu inget. Kayaknya bakalan sulit minta izin ke orang tua untuk ngedaki gunung. Belum pernah coba sih, tapi kayaknya bakalan gak diizinin deh. Terlebih fisik saya yang lemah, yang bentar-bentar ngadu ke orang tua kalau lagi gak enak badan. Pusing kepala dikit aja udah nangis, mungkin hal tersebut juga sih yang menjadi pertimbangan orang tua. Jangan kan naik gunung, pergi sendirian aja jarang banget diizinin meskipun jarak tempuhnya gak jauh. Nah, apalagi kalo minta izin naik gunung. Iya sih, saya sadar, hal tersebut juga demi kebaikan saya pastinya J.

Tapi berharap banget pengen mendaki gunung, sering baca cerita-cerita digrup juga ternyata modal untuk naik gunung pun gak sedikit, perlengkapan yang dibutuhkan, kayak sepatu gunung, carier, dll. Pun harganya tak semiring gunung yang didaki :D. Alhamdulillah juga, dengan seringnya saya baca cerita-cerita tentang mendaki gunung, pun saya merasa seperti apa perasaan ketika sampai dipuncak gunung, meskipun perasaan sebenarnya belum bisa dirasakan. Dengan mendaki gunung, terkadang baru kita sadar bagaimana nikmat Tuhan yang diberikan ke kita, sejauh mana langkah yang sudah kita tempuh, seindah mana Indonesia kita dan yang lainnya. Memang mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang cukup menantang dan beresiko tinggi. Yang penting, bagi siapapun yang sering mendaki banyak gunung dimana pun untuk tetap menjaga kebersihan gunung.


Pun saya pernah baca postingan bahwa terkadang banyak juga yang buang sampah digunung, sampah-sampah pun mulai menggunung. Pernah juga suatu ketika gunung tersebut ramai banget, kayak ngalahin kunjungan orang-orang ke mall. Mungkin, memang lagi trendnya wisata alam kali ya hehe J. Terkadang ada yang mulai suka naik gunung setelah menonton film-film tentang mendaki gunung , 23 milimeter (nama disamarkan ) misalnya . Setelah menonton film tersebut, penasaran dengan yang difilmkan, bagaimana sensasinya ketika naik gunung. Nah, terkadang ada juga dampak negatif dari hal tersebut, misalnya pada orang yang mulanya memang bukan pecinta alam. Ketika dia naik gunung, dia hanya ingin mendaki saja tanpa menjaga kebersihan gunung tersebut yang menyebabkan banyaknya sampah pada gunung tersebut, walapun tak semuanya sih.

Dan banyak banget teman-teman saya yang candu "mendaki gunung". Ketika pertama kali naik gunung dan tiba dipuncak digunung tersebut, disuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya ciptaan Allah, Indahnya Indonesia kita, Surganya Indonesia, bikin kita pengen naik gunung terus, belum lagi lihat sunset maupun sunrise yang indah bangeeettt.

This picture taken from this

Ah, rasanya se-envy-envy nya lihat foto-foto teman, terlebih baca cerita-ceritanya :). 

Dari mendaki gunung pun, kadang ada yang menelan korban. Misalnya ketika terpisah dengan rombongan, dan tak tahu jalan pulang akhirnya tersesat, sampai yang jatuh ke kawah gunung tersebut. Wallahu'alam, semuanya sudah tertakdirkan yang menjadi rahasia Illahi. 

Kamis, 09 Juli 2015

Pengalaman Beli Tiket Pesawat di Traveloka

Kamis, 09 Juli 2015
Jadi ketika mau balik ke kampung halaman kemarin, desas-desus dari teman kalau harga tiket pesawat ternyata lebih murah dibanding harga tiket kapal laut yang biasanya dinaiki. Sempat bingung juga ketika mau balik mau naik apa, kalau naik pesawat lumayan lebih cepat sampe rumah, lebih murah, hanya saja masih bingung siapa yang akan jemput saya dari bandara ke rumah. Kalau naik kapal laut, tentu saja harga tiket lebih mahal, lebih lama sampai rumah, hanya saja dari pelabuhan ke rumah saya ada jasa travel sehingga tak perlu minta dijemput untuk kerumah.

Jadilah saya memutuskan untuk naik pesawat saja kalau mau mudik, untuk masalah dari bandara ke rumah saya, saya minta tolong teman saya yang punya jasa travel. Urusan itu selesai, masih bingung lagi mau mudiknya kapan.

Rencana sih uas salah satu mata kuliah nya hari Sabtu, terkadang kita gak tahu kesibukan dosen. Nanti dengan santainya bisa saja mereka mengabari kalau hari tersebut tidak jadi ujian dan tidak beruntungnya tiket sudah dipesan. Nah bingungkan pastinya kalau gini.

Mulai deh galau melanda, jadilah menghubungi dosen h-1 ujian. Pura-pura menanyakan pukul berapa ujian pada hari Sabtu, eh dibales sama dosen kalau bisa lebih pagi lebih bagus. Wah excited banget lah ketika dapet balesan dari dosen begitu.

Setelah diskusi sama teman yang lain diputuskan lah kalau ujiannya di pagi hari Sabtu. Seneng banget, gak sabar lah pengen mudik kerumah, sudah kangen berat sama keluarga dirumah, alhasil saking senengnya yang sebelumnya gak semangat banget untuk belajar persiapan untuk ujian, eh seolah energi positif ngalir kenceng banget di tubuh aku. Langsung deh semangat 45 untuk belajar persiapan untuk ujian.

Sudah mulai tenang untuk ujian, baru deh mulai sibuk cari tiket untuk mudik di hari Minggunya. Karena waktu itu saya nginep di rumah temen, dan di daerah tersebut saya kurang tahu tempat untuk beli tiketnya dan teringat tentang teman yang pernah pesen tiket di Traveloka.

Mulai deh, donlod app Traveloka, mulai cari tiket Alhamdulillah banget dapet tiket yang harganya miring. Udah booking, sebenarnya mulai ragu sih terlebih kan sistemnya online. Mana lagi maraknya penipuan online sekarang. Yakinkan diri insyaAllah baik-baik saja dan bisa dipercaya. Baru deh langsung transfer, isi datanya seakurat mungkin. Setelah transfer baru kita dapat kode bookingan kita dan juga e-ticketnya.

Karena masih ragu, beberapa jam sebelum keberangaktan mulai cari review yang pernah beli tiket di traveloka. Setelah baca hasil reviewnya, masih agak mendingan. Langsung deh cek tiket kita di web maskapai yang kita pesan dari kode booking yang didapat.

Tiba di bandara cukup perlihatkan kode booking yang bisa discan barcodenya ketika check in, gak perlu print tiket segala. Sudah deh.

Ini bukan promosi sama sekali, ini hanya bentuk kepuasan yang saya tuangkan dalam tulisan. Karena memudahkan kita, cukup order via app nya, transfe dan dapat kode bookingan, dapet e-ticket nya. Sudah. Gak ribet banget lho ini, dan harga tiketnya miring jugak :)

ESPE Lho

Yeay akhirnya libur juga, setelah selesai espe ( semester pendek ) sekitar hampir satu bulanan. Puasa jauh dari orang tua sekitar dua mingguan, dan tentu saja untuk setiap hasil yang lebih baik akan ada hal-hal yang perlu dikorbankan. Berkurangnya waktu liburan misalnya, teman-teman lain yang sudah libur duluan tentu saja duluan juga mudik ke kampung halaman. Ini kali pertama saya ikut espe, karena baru sadar kalau nilai-nilai mata kuliah sebelumnya perlu di reparasi hehe.

Ya, saya juga memutuskan untuk mengikuti sp karena tak seperti biasanya. Kalau udah libur, maunya langsung mudik. Tapi kali ini enggak, mungkin karena sudah mulai betah atau nyaman di tanah rantauan. Hasrat untuk segera mudik pun biasa saja. Mumpung kesempatan emas ni yang jarang banget mampir hehe, makanya diputuskan mending ikut sp saja toh gak lama juga espe nya.

Selama sp banyak banget pengalaman yang saya alamin, pokoknya seru lah. Yang jelas saya lebih dekat dengan teman-teman satu kelas yang tak sedekat sebelumnya. Mulai sering nginep di rumah teman, punya teman baru juga yang mengikuti sp mata kuliah yang sama dan dari prodi yang berbeda, yang jelas kedeketan dengan temen itu luar biasa dari biasanya, dan lebih mengetahui seluk beluk daerah rantauan saya. Yang sebelumnya hanya tau daerah itu-itu saja, sekarang mulai tau daerah-daerah yang lain juga. Makanya saya seneng banget kalau diajakin teman nginep atau kemana gitu, ya biar pengetahuan tentang tempat di daerah tersebut pun bisa saya ketahui. Mungkin aja nanti saya kesana lagi, bisa jadi bukan dengan teman saya atau sendiri, setidaknya saya sudah pernah ke tempat tersebut jadi tak perlu khawatir kalau pergi sendirian.

Tapi, ada sedih juga selama espe. Ya setelah liburan , baru balik ke kampung halaman. Hampir sekitar enam bulan belum balik ke rumah. Sedihnya ya ketika mama bilang, “ Nak, kamu udah sekitar enam bulan baru balik ke rumah, ayah mu gak inget rupa wajah mu seperti apa Ntan. Kalau inget kamu Ntan, ayahmu pasti lihat foto mu, dia lupa kamu seperti apa”. Sedih banget waktu mama bilang kayak gitu. Padahala  hanya enam bulan saya  belum balik ke rumah. Gimana nanti kalau saya kuliah di luar negeri yang pulang kampungnya 1 tahun 1 kali, atau bisa jadi selama 2 tahun hanya 1 kali balik ke kampung halaman. Gimana ayah bisa inget wajah saya, ya ayah memang tak segahol jaman sekarang untuk ngepoin ke-eksisan anaknya di sosial media yang tren sekarang. Terlebih saya memang jarang banget eksis di sosial media atau sekedar upload foto-foto pribadi.


Jadi ketika saya balik kerumah, dan ayah baru balik kerja, ayah langsung menghampiri kayak ngelus-ngelus gitu, kangen anak gadisnya yang udah enam bulan gak ketemu. Pengen  banget nangis waktu itu, tapi aku tahanin biar gak nangis. Pokoknya sedih banget lah, enam bulan gak ketemu. Ketika balik, kerutan di wajah ayah mulai bertambah. Helaian uban di rambut mama mulai banyak. Yang membuktikan bahwa kita semakin tua. Ya tanpa kita sadari ketika usia kita bertambah, pun begitu dengan orang tua kita yang juga semakin bertambah tua.  Sayangi orang tua kita selagi ada, selalu mendo'akan mereka, mengabari mereka dan menanyakan kabar mereka memastikan mereka senantiasa sehat serta senantiasa dalam lindungan-Nya. Akan selalu ada hal yang perlu dikorbankan untuk melihat hal-hal indah lainnya dikemudian hari. Semangat berpositif ria :)

Cie Mulai Rajin :p


Assalamu’alaikum J, setelah sekian lama saya menyibukkan diri karena sudah memasuki kategori mahasiswa tingkat akhir, eakk, dan sekarang karena libur waktunya berblogging ria, bercuap-cuap sekehendak hati. Sebenarnya banyak banget lists yang mau di tulis, entah sesibuk apakah saya sampean hanya ngetik beberapa kata ajabelum sempat.

Semester kemaren ( semester enam ), mata kuliah yang terdiri dari dua mata kuliah untuk diseminarkan benar-benar menyibukkan saya ( itulah sebabnya saya jarang nulis :p, alasan klasik yak ), tempat tongkrongan favorit pun sempat berubah. Yang biasanya jadi mahasiswa kupu-kupu, semenjak dua mata kuliah tersebut mulai menuntut saya ( ceile) untuk terus dikampus, mejeng di dekanat manfaatin wifi, perpustakaan, dan ruang baca. Yap tempat tongkrongan favorit saya pastinya ruang baca & perpustakaan pusat kampus.


Kalo ada yang cari saya kalau saya masih dikampus, cari aja noh di ruang baca Fkip ato gak perpustakaan pusat. Percaya deh rata-rata disana pun mahasiswa yang mulai menyibukkan diri dengan tugas akhir ato gak yang sibuk seminar usul penelitiannya. Yang dibaca mulai dari buku-buku tentang pendidikan sampe skripsi-skripsi jadul kakak tingkat. Begitulah realitanya, tapi saya malah enjoy banget lho. Seneng banget ngadem di perpustakaan, wifi kenceng, pokoknya kayaknya ketemu sama tambatan hati lah ( yeile lebainye ), pewe banget bila perlu nginep tuh di perpus.



Aneh banget kalo udah dua hari gak ke perpus ato gak ruang baca, seakan ada yang kurang gitu. Nih, saya udah mulai keranjingan jadi anak sok rajin yang demen banget baca buku-buku. Kalo ke mall tujuannya pastilah toko buku, yah walaupun sekedar cuman liat doang biar dikira sok rajin bin pura-pura pintar. Padahal niat dalem hati, emang gak mau beli buku di mall, harganya lah kurang pas sama kantong saya yang titelnya “mahasiswa hitungan”. Kalo beli buku mending ke loakan haha.

Kalo biasanya di ruang baca atau perpus sengaja mencari buku tentang pendidikan dan skripsi kakak tingkat yang baru lulus, setelah mulai lelah dengan itu semua. Hayati lelah pak.

Mulai mencari sesuatu yang baru, bertambah lagi nih tempat yang bakal dijadikan “tongkrongan paporit” yaitu ruang kumpulan skripsi-skripsi di perpustakaan pusat yang isinya skripsi dari tahun 90-an pun lengkap beud.

Yang biasanya balik kampus paling lama sebelum pukul 15:00 WIB  pun berubah menjadi lebih lama dari biasanya. Meski kuliah dalam seminggu hanya dua hari, tetep kekeuhin diri untuk tetap ke kekampus kadang sampe lima hari, yak karena Sabtu & Minggu para pegawai pada libur. Hal ini mungkin kedengaran jarang bagi orang-orang kayak saya yang bukan aktivis kampus atao pun orang yang sok menyibukkan diri di dunia perkuliahan. Pokoknya ya yang penting semangat aja, enjoy aja, dan I’ve done my best. Apapun hasilnya semoga merupakan hal yang terbaik diantara hal-hal baik lainnya. Keep spirit for next term :) 


Intan Saputri © 2014